Teks Diskusi
Pengertian Teks Diskusi
Secara singkat teks
diskusi merupakan sebuah teks yang memberikan dua pendapat berbeda mengenai
suatu hal (satu “pro dan satu” kontra) yang menyebabkan kedua belah pihak
menjadi saling membicarakan masalah yang sedang dipersoalkan Atau bisa
juga didefinisikan sebagai tulisan yang mengulas sebuah masalah
(isu) dengan disertai argumen/pendapat baik yang mendukung maupun yang
menentang isu tersebut serta diakhiri dengan simpulan atau rekomendasi
penulis.
Struktur Teks Diskusi
1. Pendahuluan berisi isu ,yaitu berisi masalah yang akan didiskusikan lebih lanjut
2. Isi berisi :
· Argumen/pendapat yang mendukung (supporting points)
· Argumen/pendapat yang menentang/bertentangan (contrasting points)
3. Simpulan berisi simpulan dan rekomendasi mengenai isu yang dibahas, usahakan mengambil jalan tengah dari isu yang dibahas
1. Pendahuluan berisi isu ,yaitu berisi masalah yang akan didiskusikan lebih lanjut
2. Isi berisi :
· Argumen/pendapat yang mendukung (supporting points)
· Argumen/pendapat yang menentang/bertentangan (contrasting points)
3. Simpulan berisi simpulan dan rekomendasi mengenai isu yang dibahas, usahakan mengambil jalan tengah dari isu yang dibahas
Ciri KebahasaanTeks Diskusi
a. Keterangan Modalitas
a. Keterangan Modalitas
Kata keterangan modalitas yaitu kata-kata yang menjelaskan suatu peristiwa karena tanggapan si pembicara atas berlangsungnya peristiwa tersebut. Dalam hal ini subjektivitas lebih ditonjolkan. Keterangan ini menunjukkan sikap pembicara bagaimana ia melihat persoalan tersebut.
Bentuk-bentuk keterangan modalitas
1. Untuk menyatakan kepastian : memang, niscaya, pasti, sungguh, tentu, tidak, bukannya, bukan.
2. Untuk menyatakan pengakuan : ya, benar, betul, sebenarnya, malahan.
3. Untuk menyatakan kesangsian : agaknya, barangkali, entah, mungkin, rasanya, rupanya.
4. Untuk menyatakan keinginan : moga-moga, mudah-mudahan.
5. Untuk menyatakan ajakan : baik, mari, hendaknya, kiranya.
6. Untuk menyatakan larangan : jangan
7. Untuk menyatakan keheranan : masakan, mustahil, mana boleh.
b. Kata Tugas
c. Kata emotif
Kata yang mewakili pikiran dan perasaan membawa emosi dari pandangan penulis. Misalnya, percaya, yakin, pikir, rasa, suka, kagum, senang, terkejut, ragu, harap. Kata emotif melibatkan pikiran pembaca seakan pembaca melihat persoalan seperti yang kita pikirkan. Misalnya, ganas, unik, liar, buas, berharga, istimewa, kumal, menakjubkan, berbahaya, brutal, sejuk, lembut.
d. Kata evaluatif
Kata yang digunakan untuk mengkaji argumen dan bukti pendukung. Misalnya, penting, sederhana, berpikiran sempit, mengancam, sangat jelas, menguntungkan bagi masa depan, lebih mudah, diharapkan, terlalu rapuh, penilaian buruk, tidak dapat diakui, hanya pilihan.
e. Kohesi dan koherensi
Kohesi adalah hubungan antarbagian dalam teks yang ditandai penggunaan unsur bahasa. Konsep kohesi pada dasarnya mengacu kepada hubungan bentuk, artinya unsur-unsur wacana (kata atau kalimat) yang digunakan untuk menyusun suatu wacana memiliki keterkaitan secara padu dan utuh.
1) Kohesi leksikal
Kohesi leksikal dapat dibentuk dengan pengulangan,sinonim,antonym, hiponom atau hipernim
2) Kohesi Gramatikal
Kohesi gramatikal dapat dibentuk dengan subtitusi ( penggantian), ellipsis ( penghilangan) dan rujukan kata
Koherensi merupakan pertalian makna antara bagian teks yang satu dengan yang lainya (Brown and Yule). Walau secara leksikal tidak berhubungan akan tetapi secara makna dapat terhubung maka disebut sebagai koherensi. Akan tetapi jika tidak terdapat berbedaan makna maka suatu teks tidak memiliki koherensi.
Koherensi berfungsi menghubungkan ujaran dalam makna saling melangkapi dan saling berkesinambungan. Oleh sebab itu dengan adanya koherensi kalimat terbentuk secara logis dan bermakna secara utuh.